Tidak Susah Untuk Berkebun

Balkon rumah bisa jadi tempat berkebun
Pertanian perkotaan perlu dilakukan di kota-kota besar yang banyak dipenuhi gedung-gedung pencakar langit, pergudangan, perkantoran dan hunian bertingkat lainnya. 

Sempitnya ruang untuk bertani di kota bukan alasan untuk tidak bisa menanam.  Sebab atap gedung, teras dan balkon bisa disulap menjadi sebuah lahan pertanian subur. Selain memberikan keindahan, juga menambah ruang hijau, sehingga suasana menjadi lebih asri dan mengurangi polusi. 
Apalagi dengan teknologi pertanian yang semakin maju, sudah tidak ada lagi alasan untuk tidak bisa berkebun di lahan terbatas. Sebab media tanam  bisa bukan jadi halangan untuk menanam, bisa menggunakan apa saja. Seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, pasir, dan sebagainya.

Tapi, untuk menanamkan rasa senang berkebun di masyarakat perkotaan sedikit sulit, karena mereka tidak ingin kotor. Namun dengan sistem hidroponik tidak perlu takut kotor sebab system hidroponik tidak menggunakan tanah, hanya mengandalkan larutan mineral bernutrisi yang mengandung unsur hara yang dicampur pada air.

Jika setiap warga kota memanfaatkan pekrangan kosongnya untuk  berkebun, warga kota akan bisa memperoleh sebagian nutrisi berupa vitamin dan protein nabati dengan mudah. Nah, berkebun itu menyenangkan, bisa dilakukan di mana saja. Selamat berkebun.

Memanfaatkan Gedung

Kebutuhan pertanian perkotaan tidak hanya sekadar sebuah kesenangan, ada pula yang didorong atas kebutuhan hidup terutama penyedian buah dan sayuran bagi rumah tangga. 

Di High Line Park, Kota New York Amerika serikat dan beberapa pemilik apartemen di kota New York tidak membiarkan atap apartemennya melompong. Mereka menanaminya dengan berbagai tanaman sayuran dan buah yang menjadi kebutuhannya sehari-hari.
Keindahan atap gedung dengan lahan pertanianya mampu memikat wisatwan untuk berkunjung dan belajar berkebun. Bahkan lahan urabn farming tersebut disebut-sebut mampu memberikan rasa damai dan relaksasi bagi yang melihatnya.

Hotel InterContinental di New York memanfaatkan atap hotel untuk membuat kebun sayuran dan sekaligus membuat tempat memelihara lebah penghasil madu. Produk pertanian berupa buah dan sayuran semusim seperti semangka, tomat, selada dan lain sebagainya serta madu lebah mampu menyuplai lebih dari 50 persen kebutuhan dapur hotel tersebut. 

Begitupun dengan Edward Cadalorra, seorang pegawai swasta sebuah peruhasaan di kota New York yang telah merasakan manfaat melakukan urban farming di sebagian pekarangan apartemen yang disewanya. Lahan berukuran 4 x 6 meter ditanami dengan berbagai sayuran seperti tomat, menitmun, terung, jalapeno, selada merah dan hijau dengan sistem hidroponik. Sayuran hasil pertaniannya ini untuk kebutuhan keluarganya.

Kelebihan hasil dari budidaya yang dilakukannya dibagikan kepada tetangganya. Kini, jenis sayuran yang dihasilkan dari kebunnya sudah tidak masuk dalam daftar belanjaan. 

Tri Mardi Rasa

No comments: