Ibu-ibu Menanam Sayuran Untuk Gizi


Jakarta masih memiliki pemukiman kumuh, padat penduduk dan rentan terhadap banjir. Salah satu kawasan tersebut ada di kelurahan Marunda, Jakarta Utara.

Untuk meningkatkan kapasitas dan penguatan ketahanan masyarakat sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat bekerjasama dengan berbagai perusahaan swasta melakukan kegiatan agar warga memiliki kemampuan dalam mencegah, menyerap, mengakomodasi dan memulihkan diri terhadap gangguan tersebut. 
Pelatihan yang dilakukan tersebut untuk memberikan pengetahuan bagi warga khususnya ibu-ibu agar bisa menanam sayuran di lahan terbatas milik warga dengan kualitas yang baik. Hasilnya, untuk dikonsumsi sendiri dan kelebihan hasil panen bisa dibagikan ke tetangga lain atau dijual. Sehingga berkebun yang dilakukan oleh ibu-ibu tersebut bisa untuk meningkatkan daya tahan warga terhadap akses pangan bermutu.

Selain itu, jika mereka harus pindah dari daerahnya juga sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang bercocok tanam. Dengan mempraktekan cara-cara bertanam dengan memanfaatkan kondisi lahan yang ada.

Awalnya, untuk pengembangan pertanian di wilayah rawan bencana tersebut, warga diajak menanam jenis sayuran yang mudah tumbuh dan mudah produksi serta cepat di panen. Tiga jenis sayuran itu, bayam, kangkung dan pakcoy. 

Setelah setahun berjalan, kini tidak hanya 3 jenis sayuran saja yang ditanam warga, sudah ada beragam tanaman sayuran lain seperti tomat, cabe, terong dan lain sebagianya. Hal tersebut sejalan dengan pengalaman dan pengetahuan yang didapat warga dalam pembelajaran.

Kemampuan warga dalam pertanian urban telah bisa memenuhi sebagaian kebutuhan gizi keluarga harian dan menambah pendapatannya. Para warga yang tinggal di daerah yang berdekatan dengan laut di kelurahan Marunda tersebut sudah banyak yang memanfaatkan lahan kosong atau terbengkalai untuk menanam sejumlah jenis sayur di berbagai wadah seperti pot, atau ember bekas atau wadah-wadah lainnya.

Pertanian kota atau Urban Farming sangat relevan dengan semakin menyempitnya lahan untuk bertani, karena beralih fungsi menjadi sentra industri, perdagangan dan jasa, serta permukiman. Sementara kebutuhan pangan terus meningkat sejalan dengan laju perkembangbiakan manusia. Dengan Urban Farming, banyak yang didapat warga yaitu akses mendapatkan tamabahn gizi, pendapatan dan tentu keindahan lingkungan.

Tri Mardi Rasa

No comments: