Pertanian kota jadi trend di Bandung |
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (saat itu), memaparkan, kegiatan urban farming ditergetkan pada 2016 sudah menyeluruh di kota Bandung. Meski baru 90% telah berhasil dilakukan, pemerintah kota Bandung terus menyosialisasikan program ini dengan konsep sederhana, memanfaatkan lahan tidur di perkotaan yang dikonversi menjadi lahan pertanian produktif dan hijau.
Berbagai sistem digunakan untuk tanam |
Dengan adanya urban farming, diharapkan memberikan pola pikir baru kepada warga kota untuk secara mandiri memenuhi kebutuhan pangannya. Agar di Bandung tidak bergantung dari kabupaten lain untuk memasok kebutuhan sayuran.
Dukungan Komunitas
Urban farming di Bandung mendapat sambutan dan dukungan dari komunitas yang menamakan dirinya sebagai Bandung Berkebun. Komunitas ini telah membudidayakan sayuran, cabai, bayam, kangkung, caisim, selada dan lain sebagainya sebagai tanaman utama saat berkebun.
Dukung komunitas untuk berkembang |
Meski banyak opini negative yang muncul di masyarakat seputar kegiatan urban farming. Namun komunitas Bandung Berkebun tetap optimistis kegiatan yang dilakukannya bersama warga yang antusias untuk berkebun akan membuahkan hasil.
Bahkan dengan kegiatan Urban Farming ini, justru menambah keindahan sekitar sebab tanam tumbuh dan berhasil, akan menciptakan perasaan puas dan orang yang menanam bisa ketagihan untuk menanam lagi.
Sistem Hidroponik di Screenhouse
Ajaka warga untuk bertanam foto-foto : Istimewa |
Selain menghijaukan lingkungan, urban farming bisa membantu warga dari segi ekonomi. Bantuan pemerintah kota juga diberikan dengan memberikan percontohan urbanfarming menggunakan system hyroponik di sembilan kecamatan di Bandung. Setiap kecamatan diberi bantuan green house dengan system hydroponic untuk program Kampung Berkebun seperti Kecamatan Buahbatu, Kiaracondong, Cicendo, dan lain sebagainya.
Tri Mardi Rasa
No comments:
Post a Comment