Pasokan sayuran dari samping rumah |
Pertanian keluarga di perkotaan telah memberi kontibusi besar di Dublin, Irlandia pada era perang dunia II. Namun sejak berakhirnya perang itu, perkembangan luar biasa telah mengalihkan kebiasan itu.
Pertanian keluarga yang biasa dilakukan warga kota bergeser ke arah pertanian komersial berskala besar. Warga tak lagi menanam untuk kebutuhan dapur rumah tangga, karena lebih memilih membeli ke pasar ritel sayuran.
Rantai pasok makanan pun bergeser dari samping rumah ke daerah produksi yang jauh. Bahkan kota Dublin harus tergantung pasokan dari luar daerah.
Tradisi nenek moyang yang
dikembankan kembali oleh warga kota |
Krisis ekonomi di Eropah juga membuat beberapa kota di Irelandia sulit mengakses pangan dari beberapa sentra pangan. Sehingga memicu semangat warga kota untuk mengaktifkan kembali kegiatan bertani seperti nenek moyangnya.
Gerakan ini murni keinginan warga untuk menanami kembali lahan-lahan kosong di samping rumahnya untuk membuat persedian makanan yang siap kapan saja untuk di petik. Berbagai jenis tanaman sayuran seperti bit, tomat, kentang, lobak, selada, peterseli, bawang putih dan lain sebagainya ditanam di wadah bekas, halaman rumah dan bangunan-bangunan perumahan yang tidak memiliki tanah sekalipun.
Gunakan wadah bekas untuk menanam |
Gerakan warga dalam ber-urban farming telah banyak memberikan kontribusi sejak 3 tahun ini. Kebun-kebun kecil dibangun warga kota Dublin di halaman rumah, atap rumah, balkon apartemen dan lain sebagianya memberi manfaat keindahan, kesehatan dan rasa sosial warga.
Gerakan yang meniru kembali cara nenek moyangnya ini sangat marak. Bahkan para warga Dublin semakin menyukai makanan yang diperoleh dari hasil tanamannya sendiri.
Alasannya, para warga menyukai tanam hasil kebun sendiri, karena tidak was-was lagi asal tanaman yang mereka konsumsi. Tren makan sehat dan keberlanjutan rantai pasok makanan ini terus digaungkan oleh para pegiat urban farming.
Secara ekonomi juga memberikan dampak penghematan uang belanja dan mereka bisa mempunyai banyak waktu untuk berinteraksi dengan para warga sekeitarnya untuk saling berbagai pengalaman.
Tri Mardi Rasa
No comments:
Post a Comment